my girls

Selasa, 04 Desember 2012

MAKANAN KHAS KOTA KAYUAGUNG

KERUPUK KEMPLANG KHAS KAYUAGUNG


 


 









KAYUAGUNG-OKI, BeritAnda – Bila anda berkunjung ke Kota Kayuagung, Ibukota Kab. Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), rasanya kurang lengkap bila anda belum mencoba krupuk kemplang khas Kayuagung.

Perlu diketahui, krupuk kemplang adalah panganan khas Sumsel yang bahannya berasal dari Ikan Gabus (ikan yang berada di rawa/lebak atau biasa dijumpai di sungai-sungai -red). Makanan jenis krupuk ini sangat digemari masyarakat, karena selain lezat dan renyah, kemplang juga awet disimpan lama asalkan ditutup rapat.
Di Kayuagung, tepatnya di Kelurahan Paku, Kec. Kayuagung, Kab. Ogan Komering Ilir (OKI) ada terdapat industri rumahan (home industri) pembuatan krupuk kemplang.
Menurut pemilik rumah industri kemplang ‘Mulia Krupuk Kemplang’, Abdul Hamid (45) yang berada di Jalan Kolonel No Macan, Lorong Kreo Ahmad, Kel. Paku, Kec. Kayuagung, saat di wawancarai BeritAnda.com usaha ini adalah usaha keluarga secara turun temurun yang telah digeluti selama 25 tahun. “Ini adalah usaha keluarga yang kami teruskan hingga saat ini,” ujarnya.
 













 Abdul Hamid mengatakan, pembuatan krupuk kemplang ini banyak dibuat masyarakat OKI, sedangkan untuk di Kayuagung ini saja pengusaha krupuk kemplang juga banyak. “Sebenarnya untuk usaha industri rumahan pembuatan krupuk kemplang ini tidak hanya saya saja, masih banyak lagi masyarakat Kayuagung yang berprofesi seperti saya,” terangnya
Ditanya mengenai pemasaran dan penjualannya, Abdul Hamid mengatakan, kami tidak memasarkan secara promosi seperti layaknya industri rumahan lainnya, karena terus terang saja akan menambah biaya lagi.
“Rata-rata orang yang beli tahu dari mulut ke mulut saja, dan kami memang tidak promosi melalui media,” jelasnya.
Untuk pembelinya, lanjutnya, ada yang dari masyarakat sekitar, Palembang, Lampung bahkan Jakarta. “Biasanya mereka beli untuk sekedar oleh-oleh dari jalan-jalan atau dinas,” tuturnya.
Bila liburan, omset hasil penjualan kami meningkat, karena mereka sebelum pulang ke asalnya mereka pasti mencari oleh-oleh krupuk kemplang ini. “Namun pada hari-hari biasa, omset kami tidak seberapa,” ungkapnya namun enggan menyebutkan angka omset yang diperolehnya.
Mengenai bahan pembuatannya, lanjutnya, kami gunakan Ikan Gabus liar bukan yang ternakan atau peliharaan. “Karena bila dibuat dari Ikan Gabus liar rasanya lebih gurih dan terasa lembut dan renyah serta tidak keras,” terangngya.
Bila menggunakan Ikan Gabus yang diternak atau peliharaan, sambungnya, rasanya keras dan sulit untuk di olah. “Kebanyakan yang ternakan atau peliharaan pemberian makannya menggunakan pur atau pakan ternak,” lanjutnya.
Hal ini, kata Abdul Hamid, sangat kita perhatikan, karena kita memang menjaga mutu, selain tetap menjaga kebersihan dan kesehatan produksi dari industri rumahan kami. “Terus terang saja, ini bukan kata saya tetapi kata pelanggan, rasa krupuk kemplang buatan kami lebih enak,” ujarnya sambil tersenyum.
 










Ditanya produksi perharinya, Abdul Hamid menjelaskan, untuk produk perharinya diluar liburan dan Raya Agung (Lebaran -red), bisa mencapai 50 – 60 kg/perhari. “Sementara untuk liburan atau lebaran bisa mencapai 1,5 ton/perhari. Untuk Ikan Gabus yang kami beli, 1 kg seharga Rp25 ribu,” tuturnya.
Namun, lanjutnya, bila hari-hari biasa atau tidak dalam musim kemarau harganya antara Rp17 – 18 ribu per kg- nya. “Harga Rp25 ribu per kg, karena saat ini agak susah untuk mendapatkan Ikan Gabus liar,” tambahnya.
Untuk pekerjanya, lanjut Abdul Hamid, masih keluarga. Dan saat ini ada 5 – 6 orang yang mengerjakannya. “Masih keluarga sendiri,” tandasnya.
Untuk harga krupuk kemplang, perkilogramnya hanya Rp70 ribu. “Calon pembeli juga dapat membeli setengah kilo atau seharga Rp35 ribu,” katanya berpromosi. (IR)

1 komentar: