KERUPUK KEMPLANG KHAS KAYUAGUNG
KAYUAGUNG-OKI, BeritAnda
– Bila anda berkunjung ke Kota Kayuagung, Ibukota Kab. Ogan Komering
Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), rasanya kurang lengkap bila anda
belum mencoba krupuk kemplang khas Kayuagung.
Perlu diketahui, krupuk kemplang adalah panganan khas Sumsel yang
bahannya berasal dari Ikan Gabus (ikan yang berada di rawa/lebak atau
biasa dijumpai di sungai-sungai -red). Makanan jenis krupuk ini sangat
digemari masyarakat, karena selain lezat dan renyah, kemplang juga awet
disimpan lama asalkan ditutup rapat.
Di Kayuagung, tepatnya di Kelurahan Paku, Kec. Kayuagung, Kab. Ogan Komering Ilir (OKI) ada terdapat industri rumahan (home industri) pembuatan krupuk kemplang.
Menurut
pemilik rumah industri kemplang ‘Mulia Krupuk Kemplang’, Abdul Hamid
(45) yang berada di Jalan Kolonel No Macan, Lorong Kreo Ahmad, Kel.
Paku, Kec. Kayuagung, saat di wawancarai BeritAnda.com
usaha ini adalah usaha keluarga secara turun temurun yang telah
digeluti selama 25 tahun. “Ini adalah usaha keluarga yang kami teruskan
hingga saat ini,” ujarnya.
Abdul
Hamid mengatakan, pembuatan krupuk kemplang ini banyak dibuat
masyarakat OKI, sedangkan untuk di Kayuagung ini saja pengusaha krupuk
kemplang juga banyak. “Sebenarnya untuk usaha industri rumahan
pembuatan krupuk kemplang ini tidak hanya saya saja, masih banyak lagi
masyarakat Kayuagung yang berprofesi seperti saya,” terangnya
Ditanya
mengenai pemasaran dan penjualannya, Abdul Hamid mengatakan, kami tidak
memasarkan secara promosi seperti layaknya industri rumahan lainnya,
karena terus terang saja akan menambah biaya lagi.
“Rata-rata orang yang beli tahu dari mulut ke mulut saja, dan kami memang tidak promosi melalui media,” jelasnya.
Untuk
pembelinya, lanjutnya, ada yang dari masyarakat sekitar, Palembang,
Lampung bahkan Jakarta. “Biasanya mereka beli untuk sekedar oleh-oleh
dari jalan-jalan atau dinas,” tuturnya.
Bila
liburan, omset hasil penjualan kami meningkat, karena mereka sebelum
pulang ke asalnya mereka pasti mencari oleh-oleh krupuk kemplang ini.
“Namun pada hari-hari biasa, omset kami tidak seberapa,” ungkapnya
namun enggan menyebutkan angka omset yang diperolehnya.
Mengenai
bahan pembuatannya, lanjutnya, kami gunakan Ikan Gabus liar bukan yang
ternakan atau peliharaan. “Karena bila dibuat dari Ikan Gabus liar
rasanya lebih gurih dan terasa lembut dan renyah serta tidak keras,”
terangngya.
Bila
menggunakan Ikan Gabus yang diternak atau peliharaan, sambungnya,
rasanya keras dan sulit untuk di olah. “Kebanyakan yang ternakan atau
peliharaan pemberian makannya menggunakan pur atau pakan ternak,”
lanjutnya.
Hal
ini, kata Abdul Hamid, sangat kita perhatikan, karena kita memang
menjaga mutu, selain tetap menjaga kebersihan dan kesehatan produksi
dari industri rumahan kami. “Terus terang saja, ini bukan kata saya
tetapi kata pelanggan, rasa krupuk kemplang buatan kami lebih enak,”
ujarnya sambil tersenyum.
Ditanya
produksi perharinya, Abdul Hamid menjelaskan, untuk produk perharinya
diluar liburan dan Raya Agung (Lebaran -red), bisa mencapai 50 – 60
kg/perhari. “Sementara untuk liburan atau lebaran bisa mencapai 1,5
ton/perhari. Untuk Ikan Gabus yang kami beli, 1 kg seharga Rp25 ribu,”
tuturnya.
Namun,
lanjutnya, bila hari-hari biasa atau tidak dalam musim kemarau harganya
antara Rp17 – 18 ribu per kg- nya. “Harga Rp25 ribu per kg, karena saat
ini agak susah untuk mendapatkan Ikan Gabus liar,” tambahnya.
Untuk
pekerjanya, lanjut Abdul Hamid, masih keluarga. Dan saat ini ada 5 – 6
orang yang mengerjakannya. “Masih keluarga sendiri,” tandasnya.
Untuk
harga krupuk kemplang, perkilogramnya hanya Rp70 ribu. “Calon pembeli
juga dapat membeli setengah kilo atau seharga Rp35 ribu,” katanya
berpromosi. (IR)
kalo mau psen berapa no hapenya
BalasHapus